Read more: http://infosinta.blogspot.com/2012/04/cara-unik-agar-potingan-di-blog-tidak.html#ixzz2I8XvTNKR GO ON GIRL!: Maret 2014

Minggu, 30 Maret 2014

Tugas I Psikoterapi

PSIKOTERAPI

    1.    Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.

Wolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan skimtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.

Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).

    2.    Tujuan Psikoterapi 
  •      perawatan akut (intervenai klinis dan stabilisasi 
  •      rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat) 
  •      pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk jangka panjang) 
  •      restrukturisasi (meningkatkan oerubahan yang terus-menerus pada pasien)
  
    3.    Unsur-Unsur Psikoterapi

Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup       unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
  1. Peran sosial (martabat)
  2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
  3. Hak
  4. Retrospeksi
  5. Reduksi
  6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
  7. Resosialisasi,
  8. Rekapitulasi


KONDISI-KONDISI UMUM PSIKOTERAPI

a.   Psikoterapi sebagai kesempatan untuk belajar kembali
     Korchin (1976) menjelaskan asumsi yang mendasari semua jenis psikoterapi adalah bahwa perilaku manusia dapat dirubah. Kepribadian individu dan kemampuan untuk mengatasi masalah (coping) baik adaptif maupun tidak adaptif, mewakili sisa-sisa  hasil belajar sepanjang kehidupan.

Kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali. Seorang klien memberi kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah, hal-hal-hal ini menjadi dasar kemajuan terapiutik.

b.   Hubungan Psikoterapiutik
     Seorang terapis mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian, terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan nklien pada saat yang tepat.

Terapis menilai integritas klien sebagai individu dan usaha kerasnya untuk memperbaiki diri. Terapis perlu menjaga pentingnya obyektivitas, menolong naumun tidak memihak pada klien.

Terapis memiliki tujuan miningkatkan kesejahteraan kliennya dengan menggunakan pengetahuan yang terlatih, inteligensi, rasa empati dan membantu individu klien.

Psikoterapi sebagai hubungan professional. Karena itu dengan memberikan pelayanan orang-orang yang membutuhkan, sebagai gantinya terapis mendapat bayaran atas jasanya.

 c.  Motivasi Pasien, Kepercayaan dan Harapan
    Harapan dan ketakutan dapat menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi. Klien tidak cukup yakin kepada yang akan dihadapi, namun ia tahu ia akan mengeluarkan biaya, waktu dan menceritakan rahasia yang menyakitkan. Pada sisi lain, klien juga memiliki harapan. Mencari tritmen merupakan suatu kesadaran pada diri klien akan problem psikologis yang tidak dapat dihadapi tanpa mencari bantuan.

Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam psikoterapi. Klien mempercayai teknik dan pengetahuan ilmiah dari terapisnya. Klien mengetahui bahwa ia dapat mempercayai otoritas terapis dan bahwa ia akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Jerome Frank (dalam Korchin) mengungkapkan sangat pentingnya kepercayaan terhadap terapis sebagai penentu utama dari perubahan yang terapiutuk. 

4.    Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling 
Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) & Patterson (1973)  yang dikutip oleh Thompson & Rudolph (1983) sebagai berikut:



5.    Pendekatan terhadap Mental Illness
PENDEKATAN BIOLOGIS. Dengan mempelajari fungsi otak, kelenjar endokrin, dan fungsi sensoris, pendekatan tersebut meyakini bahwa kesehatan mental individu sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi saat ibu hamil, serta faktor eksternal terkait: gizi, radiasi, usia, komplikasi penyakit.


PENDEKATAN PSIKOLOGIS. Pendekatan tersebut meyakini bahwa faktor psikologis berpengaruh besar pada kondisi mental seseorang, dimana dalam pendekatan psikologis memiliki 3 pandangan yang besar yang membahas mengenai hal tersebut, yaitu: 
A. PSIKOANALISA
Pendekatan yang meyakini bahwa interaksi individu pada awal kehidupannya serta konflik intrapsikis yang terjadi akan mempengaruhi perkembangan kesehatan mental seseorang. Faktor Epigenetik mempelajari kematangan psikologis seseorang yang berkembang seiring pertumbuhan fisik dalam tahaptahap perkembangan individu, juga merupakan faktor penentu kesehatan mental individu.

B. BEHAVIORISTIK
Pendekatan yang meyakini Proses pembelajaran dan Proses belajar sosial akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Kesalahan individu dalam proses pembelajaran dan belajar sosial akan mengakibatkan gangguan mental.

C. HUMANISTIK
Perilaku individu dipengaruhi oleh hirarkhi kebutuhan yang dimiliki. Selain itu, individu diyakini memiliki kemampuan memahami potensi dirinya dan berkembang untuk mencapai aktualisasi diri.

PENDEKATAN SOSIO-KULTURAL. Memiliki beberapa pendekatan, yaitu:

STRATIFIKASI SOSIAL yang membahas faktor sosial-ekonomi dan seleksi sosial; INTERAKSI SOSIAL yang membahas fungsi dalam suatu hubungan interpersonal (Teori Psikodinamik, Teori rendahnya interaksi sosial : isolasi, kesepian);

TEORI KELUARGA yang mempelajari pengaruh pola asuh, interaksi antar anggota keluarga, dan fungsi keluarga terhadap kesehatan mental individu: 
PERUBAHAN SOSIAL, yang mengkaitkan perubahan jangka panjang, migrasi dan industrialisasi, serta kondisi krisis dengan kondisi mental individu;
SOSIAL-BUDAYA, yang mempelajari pengaruh agama dan budaya pada kondisi mental seseorang;
STRESSOR SOSIAL, yang mempelajari pengaruh berbagai situasi sosial yang berdampak psikologis (misal: perkawinan, meninggal, kriminalitas, resesi) terhadap kondisi mental individu.

PENDEKATAN LINGKUNGAN. Pendekatan tersebut memiliki dua dimensi, yaitu: 
DIMENSI LINGKUNGAN FISIK, yang terkait dengan: ruang, waktu, dan sarana (gizi) yang menyertai.
DIMENSI LINGKUNGAN KIMIAWI DAN BIOLOGIS, yang terkait dengan: polusi, radiasi, virus dan bakteri, populasi makhluk hidup lain.

6.    Bentuk Utama Terapi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:

1)    Psikoterapi Suportif:

Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.

Tujuan: mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik, perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.

2)      Psikoterapi Reedukatif:

Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.

Tujuan: Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.

3)      Psikoterapi Rekonstruktif:

Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

Tujuan : Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.


Sumber: