1. Penyesuaian Diri & Pertumbuhan
Penyesuaian
diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri)”. Mengubah diri
dengan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis), misalnya seorag bidan
desa harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang
dianut masyarakat desa tempat ia bertugas. Sebaliknya, apabila individu
berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif
(alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah prilaku
ibu-ibu di desa untuk meneteki bayi sesuai dengan manajemen laktasi.
Menurut
teorinya Charles Darwin yang terkenal
dengan teori evolusinya. Ia mengatakan: "Genetic changes can improve
the ability of organisms to survive, reproduce, and, in animals, raise
offspring, this process is called adaptation". Manusia dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam
sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk
terus-menerus menyesuaikan diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa
penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah
perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu
dengan lingkungannya.
A. Aspek – Aspek penyesuaian Diri.
Penyesuaian
diri merupakan suatu proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku
agar terjadi hubungan yang selaras antara dirinya dan lingkungannya. Dikatakan
bahwa penyesuaian diri mempunyai dua aspek, yaitu penyesuaian diri pribadi dan
penyesuaian diri sosial. Untuk lebih
jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1.
Penyesuaian
Diri Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan
seseorang untuk menerima diri demi tercapai hubungan yang harmonis antara
dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya
sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dalam mampu bertindak objektif
sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
penyesuaian
diri itu mengubah diri sendiri dengan keadaan lingkungan dan juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keinginannya, Tentu saja hal ini tidak menimbulkan
koflik bagi diri sendiri dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Menurut Hillgard, individu mengadakan penyesuaian diri untuk
menghilangkan konflik dan melepaskan rasa ketidak enakan dalam dirinya. mengartikan penyesuaian diri sebagi usaha untuk
mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan sehingga rasa
bermusuhan, dengki, iri hati, pasangka, kecemasan, kemarahan sebagai respon
pribadi yang tidak sesuai dengannya terkikis habis.
Penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan seseorang. Setiap saat seseorang mempunyai kebutuhan penyesuaian diri, baik dengan dirinya sendiri antara kebutuhan jasmani dan rohani, maupun kebutuhan luarnya yaitu kebutuhan sosial. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk menyelaraskan kebutuhan dalam diri sendiri maupun dengan situasi diluar dirinya guna mendapatkan hubungan yang lebih baik serasi antara diri dan lingkungan yang dihadapinya.
Penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan seseorang. Setiap saat seseorang mempunyai kebutuhan penyesuaian diri, baik dengan dirinya sendiri antara kebutuhan jasmani dan rohani, maupun kebutuhan luarnya yaitu kebutuhan sosial. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk menyelaraskan kebutuhan dalam diri sendiri maupun dengan situasi diluar dirinya guna mendapatkan hubungan yang lebih baik serasi antara diri dan lingkungan yang dihadapinya.
Pada
masa penyesuaian diri ini peran orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh
dalam mencapai keberhasilan dalam melakukan penyesuaian diri untuk membangun
jati diri yang baik. Orang tua bertugas untuk memberi tauladan dan mengawasi
tindak tanduk tetapi tidak dengan mengekang semua kegiatanya, serta memberikan
kebebasan yang bertanggung jawab, misalnya berilah kebebasan kepada anak anda
untuk bergaul dengan siapapun dan dari strata manapun asalkan tidak membawa
pengaruh yang buruk baginya.
2.
Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial merupakan suatu
proses yang terjadi dalam lingkungan sosial tempat individu hidup dan
berinteraksi dengannya. Berdasarkan
proses timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan
sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk
mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam
bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian
sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat
individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut
mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga,
sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.
Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses
penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial
dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati
nurani (super ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari
segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai
dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak
diterima oleh masyarakat. Penyesuaian sosial terjadi dalam
lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup dan berinterakasi dengan
orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hungan dengan anggota
keluarga, masyarakat, sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas
secara umum.
Proses
yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk
mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok
masyarakat atau suku bangsa memiliki sistem nilai dan norma sosial yang
berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial individu berkenalan dengan nilai
dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk mematuhinya, sehingga
menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.
B.
Pembentukan Penyesuaian Diri
Bentuk-bentuk dari penyesuaian diri,
yaitu:
o
Penyesuaian diri positif ditandai
dengan hal-hal sebagai berikut:
o
Tidak adanya ketegangan emosional.
o
Tidak menunjukkan adanya
mekanisme-mekanisme psikologis.
o
Tidak menunjukkan adanya frustasi
pribadi.
o
Memiliki pertimbangan rasional dan
pengarahan diri.
o
Mampu dalam belajar.
o
Menghargai pengalaman.
o
Bersikap realistik dan objektif.
Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu
dengan lingkungannya, pada penulisan ini beberapa lingkungan yang dianggap
dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya
adalah sebagai berikut:
A.
Lingkungan Keluarga
Semua
konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu
dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi
dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila
dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti. Rasa dekat dengan
keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang
individu. Dalam prakteknya banyak orang tua yang mengetahui hal ini namun
mengabaikannya dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang
besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak–anak.
Hal
ini sering kali ditanggapi negatif oleh anak dengan merasa bahwa dirinya tidak disayangi, diremehkan
bahkan dibenci. Bila hal tersebut terjadi berulang–ulang dalam jangka waktu
yang cukup panjang (terutama pada masa kanak–kanak) maka akan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri
dikemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang berpengaruh, karena remaja sudah lebih matang pemahamannya, namun tidak menutup
kemungkinan pada beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas
dan stres.
B.
Lingkungan Teman Sebaya
Begitu
pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara
kawan-kawan semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa–masa lainnya. Suatu hal yang sulit
bagi remaja menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada
teman– temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya dari anggan–anggan, pemikiran,
dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka scara bebas tentang rencananya,
cita–citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan
telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk
bersatu dengannya.
Dengan
demikian pengertian yang diterima dari temanya akan membantu dirinya dalam
penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri. Ini sangat membantu diri individu
dalam memahami pola–pola dan ciri–ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari
orang lain. Semakin mengerti akan dirinya. Maka individu akan semakin meningkat
kebutuhannya dan berusaha menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan
kelemahannya. Dengan demikian dia akan menemukan cara penyesuaian diri yang
tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
C.
Lingkungan Sekolah
Sekolah
mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan
informasi saja akan tetapi juga mencakup tanggung jawab pendidikan secara luas.
Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar tetapi juga berperan
sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan. Ia adalah langkah pertama
dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan. Pendidikan modern menuntut guru atau pendidik untuk
mengamati perkebangan individu dan mampu menyusun system pendidikan sesuai
dengan perkembangan tersebut. Dalam pengertian ini berarti proses pendidikan
merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai–nilai yang
diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual
individu.
Keberhasilan proses ini sangat
bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian
tersebut. Jadi disini peran guru sangat berperan penting dalam pembentukan
kemampuan penyesuaian diri individu. 2. Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan Pribadi manusia adalah suatu proses organis dan
bukan suatu proses mekanis. Kita tidak lagi berbicara tentang membangun,
melainkan tentang mengasuh, tidak lagi tentang melekatkan dasar-dasar melainkan
tentang menumbuhkan akar-akar, tidak lagi menanamkan melainkan menstimulasi dan
menjawab kebutuhan-kebutuhan secara baik. Pertumbuhan adalah proses yang
mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel
mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus.
Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.
Kita sebagai manusia akan selalu mengalami dua aspek pertumbuhan
pribadi. Pada satu pihak, kita mempunyai irama dan bobot pertumbuhan
pribadi yang sifatnya individual. Irama serta bobot pertumbuhan ini mungkin
cepat mungkin lambat, mungkin sehat dan berlangsung secara baik dari tahap yang
satu ke tahap lainnya, mungkin sangat menggembirakan dan menghasilkan suatu
pribadi yang normal. Namun ada juga orang lain yang irama serta bobot
pertumbuhannya kurang baik, kurang sehat, sehingga pribadi yang dihasilkan
tidak normal.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter
atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak
faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan
karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak
meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan
atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam
pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup
masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu,
dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung
maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar
atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang
memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di
jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu
individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan
aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam
kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam
lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang
religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap
karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang
menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh
yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan
biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang
memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula
pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan
dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun
jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan
individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari
lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan
pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah
individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
*Aliran asosiasi
perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh
dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang
menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin
sendiri yang menimbulkan reflektion.
*Psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
*Aliran sosiologi
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan
dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak
lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
Sumber :
·
Fatimah,
N. 2006. Psikologi perkembangan. Bandung
: Pusaka Setia.
·
Yusuf, S. 2004. Psikologi perkembangan anak
dan remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar